Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Semoga kedamaian dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barokah dari Allah untukmu.
Hanya hati yang bersih yang dekat dengan Alloh. Hanya hati yang bersih yang memberikan kita kemampuan untuk memahami apa yang Dia kehendaki. Hanya hati yang bersih yang akan memantulkan cahaya Illahi.
Seorang guru pernah memberikan nasihat yang berharga, “jangan lupa tahajud dan bersedekah. Jikalau tidak bisa bersedekah dengan uang, maka bersedekahlah dengan ilmu”. Benar teman, Alloh Maha Bijaksana, tiada daun pun yang jatuh ke atas tanah kecuali Dia mengetahuinya. Alloh Maha Kaya, Dia berkehendak tentang apa yang Dia suka. Dia tidak melihat jumlah, namun keikhlasan. Dia Maha mendengar apa yang dijeritkan hambanya, walaupun dia menjerit dalam hati. Maka dari itu
janganlah bersedih, teruslah beramal, tujuan kita semata-mata bukanlah bahagia didunia. Yang terpenting adalah akhirat kita.
janganlah bersedih, teruslah beramal, tujuan kita semata-mata bukanlah bahagia didunia. Yang terpenting adalah akhirat kita.
Saya teringat tentang sebuah film yang bermakna. Suatu ketika ada seorang bertanya, “mengapa saat kita berdo’a untuk kaya, namun kadang tidak mendapat apa-apa, apa gunanya do’a??”
Lalu yang lain pun menjawab, “apakah berdo’a itu harus dikabulkan? Sedangkan Alloh Maha Mengetahui. Dan Dia pasti membalasnya. Tidak peduli didunia, atau diakhirat.”
Benar teman, yang terpenting bukanlah dikabulkan. Yang terpenting bukan kita menang didunia. Yang terpenting bukan dunia. Melainkan akhirat kita. Imam Ibnu Atha’illah rahimahullah mengingatkan kita dengan kata mutiara, “orang yang meratapi dunia adalah seperti orang yang siap di terkam singa, tapi dia malah sibuk dengan lalat dihidungnya yang tak ada artinya. Tentu saja dia adalah orang yang bodoh.” Ya teman, dunia ini bagaikan lalat. Itu hanyalah persoalan remeh temeh. Sedangkan akhirat bagaikan singa yang siap menerkam. Maka seharusnya kita sibuk dengan singa dari pada lalat yang tak ada artinya.
Teman, saat seseorang bertanya kita tentang ilmu, kita berkesempatan untuk bersedekah. Saat kita bertanya pada seseorang tentang ilmu, maka kita memberi kesempatan orang itu untuk bersedekah. Bersyukurlah orang bersedekah karena dijanjikan Alloh rizki yang berlipat ganda. Sedangkan rizki juga termasuk sehat, bahagia, damai, umur dan lain sebagainya.
Teman, dunia tidaklah abadi, sebentar lagi kita mati. Maka persiapkanlah matimu.
Teman, akhirat tidaklah abadi, karena disana tak ada waktu. Maka apabila kau masuk syurga, teruslah kau disana selamanya. Pabila kau masuk neraka, siapkah kau hidup disana selamanya? Siapkah???
Kau cakar mukamu karena membeberkan kejelekan saudaramu. Rusak mukamu, dibuatkan lagi. Kau cakar lagi, rusak lagi, dibuatkan lagi. Perutmu membesar sebesar rumah disebabkan kau memakan riba didunia. Pecah perutmu, dibuatkan lagi, membesar lagi, pecah lagi, dibuatkan lagi. Lidahmu menjadi panjang, lalu dipotong dengan api neraka, dibuatkan lagi, panjang lagi, di potong lagi. Sebab didunia, kau berghibah, bernamimah, berbicara yang jelek-jelek dibelakang orang bersangkutan, kau fitnah dia, kau beberkan kejelekannya. Lalu lidahmu dipanjangkan lagi, dipotong lagi, dipanjangkan lagi, dipotong lagi, over and over and over again. Naudzubillah.
Hai laki-laki, sudah berapa kali kau bersikap superior terhadap istri? Padahal Nabi saja sangat lembut terhadap istri-istrinya. Bersikaplah proposional berdasarkan syariah. Kau memang mendapat bagian yang besar dari pada wanita tentang waris. Tapi kau juga bertanggung jawab dunia-akhirat atas 4 wanita yaitu istrimu, ibumu, saudara perempuanmu, dan anak perempuanmu. Apa kau sudah menjaga mereka dari neraka? Sudah berapa kali kau meninggalkan sholat wajib? Sudah berapa kali kau bekerja saat waktu sholat jumat? Tidakkah kau tahu neraka saqar yang dikhususkan untuk orang yang tak sholat?
Hai perempuan, sudahkah kau menahan diri dari bergunjing, menahan diri dari tabaruj (berdanan berlebihan bukan untuk suami), dan berjilbab? Kau bilang belum dapat hidayah? Hidayah sudah datang 14 abad yang lalu. Hidayah itu bernama Al-Quran.
Pernahkah kau mendengar sebuah mutiara, “demi masa, sesungguhnya manusia kerugian. Melainkan yang beriman dan beramal sholeh.” Ya teman, didunia ini kita hanya sebentar. Baru kemarin masuk SD, sekarang sudah lulus kuliah. Baru kemarin mendapat pekerjaan, sekarang sudah pensiun. Baru kemarin melamar teman hidup, sekarang sudah berkujur kaku menanti ajal. Lalu akan kemana saat kita mati?
Pernahkah kita bertanya, dari mana kita berasal? Untuk apa kita didunia? Dan akan kemana kita nanti?
Sebagai seorang muslim kita akan menjawab, kita berasal dari Alloh. Kita diciptakan oleh-Nya. Kita hidup untuk beribadah kepada Alloh, menjalankan syariahnya. Kita akan kembali kepada Alloh.
Namun kita sebagai muslim malah berpaling dari hukum Alloh, mengapa kita berhukum kepada thagut?? Padahal segala hal ada dalam Al-Quran. Hukum negara sampai membersihkan diri sekalipun ada dalam Al-Quran. Lalu kenapa kita memakai thogut sebagai hukum kehidupan??
Hei kau orang kafir, mengapa kau menyembah patung? Mengapa kau menyembah manusia? Mengapa kau menyembah matahari? Mengapa kau menyembah gunung, hewan, nenek moyang? Lebih parah lagi, mengapa kau menyembah iblis??? Belajarlah kalian dengan kisah Ibrahim as.
Hei atheis, kau tidaklah sepenuhnya percaya Tuhan tak ada. Namun kau sombong!!! Perhatikan nalurimu. Tuhan ada dalam nalurimu. Namun mengapa kau tetap sombong? Kau tidak mengakui Tuhan tapi kau malah menuhankan manusia. Kau tak percaya Tuhan tapi kau menuhankan patung. Musik. Filsafat. Ilmu. Teknologi. Buku. Mengapa kau tetap sombong? Mengapa kau tetap sombong? Mengapa kau tetap sombong? Tak adakah nurani dihatimu? Tak adakah naluri bertuhan dihatimu? Sudahkah kau menggunakan akalmu untuk mengenal siapa Tuhan yang patut disembah? Tidak pahamkah kau tentang kisah Ibrahim? Tidak adakah informasi dijamanmu? Tidak adakah ilmu yang berkembang di eramu tentang Tuhan?
Teman, janganlah kau tangisi bacaan ini. Tangisilah dirimu sendiri! Sudah berapa tumpukkah dosamu? Sedangkan syurga hanya untuk orang-orang bersih yang mengenal Tuhan Yang Satu. Namun kau hiasi hidupmu untuk melayani nafsu. Sudah berapa lama kau berteman dengan nafsu?? Nafsu adalah anjing liar yang mestinya kau bina. Jangan biarkan dia liar dan membunuhmu. Sudah berapa lama kita berteman dengan dia, sedangkan dia terus saja merusak kita? 40 tahun kau berteman dengannya, tidakkah kau ingin meninggalkannya??? Jadikanlah ia pembantumu layaknya anjing. Bukan malah memperbudakmu!!!
Saat hatimu berkata-kata, perhatikanlah dia. Apakah itu nafsu, atau nurani? Jikalau nafsu, MAKA TINGGALKANLAH!!!
Sahabatku, iblis telah hidup begitu lama. Tentunya dia tahu watak kita. Dari zaman Nabi Adam hingga kita. Dia tahu seluk beluk dan kelemahan-kelemahan kita. Untuk itu mari kita belajar dari pengalaman, ilmu dan cerita. Untuk itulah sahabatku… aku membuat blog ini. Semoga dapat menjadi kebaikan khususnya bagi saya pribadi, dan dapat diambil manfaat oleh sahabat-sahabatku sekalian.
Mari rapatkan barisan. Inilah kisah dan pelajaran hidup yang bermakna. Bahan pelajaran hidup yang berharga.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Referensi:
- Tutur penerang hati (Ibnu Atha’illah)
- Mozaik Hidup
Muhammad Nafis Abdullah
- Tutur penerang hati (Ibnu Atha’illah)
- Mozaik Hidup
Muhammad Nafis Abdullah
jalanroda[at]gmail.com
0 comments:
Posting Komentar
Silakan isi box ini jika ingin berkomentar