468x60 Ads

Sabtu, 12 Mei 2012

Kopi Darat: Holographic Laserboard Compbox


Perkembangan demi perkembangan komputer dapat dilihat dari makin kecilnya ukuran dan makin efisiennya tenaga yang digunakannya. Ini bisa kita perhatikan dari ukuran komputer dari masa ke masa. Pada masa awal, satu unit komputer dapat sebesar satu ruangan. Beralih ke komputer desktop yang hanya sebesar box. Lalu menuju notebook yang masih berat, lalu laptop, lalu netbook dan seterusnya. Malah, sebuah ponsel yang dulu hanya digunakan untuk berbicara dan mengetik sms, kini kecaggihannya hampir setara dengan sebuah komputer. Chatting messenger, browsing, video chat membaca dokumen dan masih banyak lagi dapat dilakukan oleh ponsel smartphone.


 


Trend yang berkembang sekarang bisa dibilang, makin canggih teknologi, makin kecil ukurannya. Apa saja yang sudah “mengecil” dalam dunia piranti keras komputer sekarang ini? Buanyak sekali. Apa ide yang bisa dilakukan untuk ini? Penulis punya satu. Dan sebenarnya, bukan ide yang belum ada, tetapi ini hanya pemikiran penulis saja, seperti apa gambaran penulis tentang komputer masa depan. Jika anda adalah seorang ahli dalam merancang hardware dan “berkomplot” dengan ahli perangkat lunak, mudah-mudahan ini ide bermanfaat.


Laser Keyboard
Menurut wikipedia indonesia “Papan ketik proyektor adalah sebuah papan ketik virtual yang bisa di proyeksikan dan disentuh pada permukaan apapun. Papan ketik ini menyaksikan pergerakan jari pada hasil proyeksi papan ketik dan mengartikanya sebagai ketikan yang menimbulkan karakter yang diinginkan. Kebanyakan sistem serupa juga dapat berfungsi sebagai tetikus virtual atau bahkan piano virtual, bahkan telah diusulkan suatu sistem yang dinamakan P-ISM akan mengkombinasikan teknologi ini dengan proyektor video berukuran kecil yang berfungsi menjadi sebuah layar yang terintegrasi dengan papan ketik proyektor sehingga dapat tercipta sebuah komputer portable yang seukuran pulpen.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Papan_ketik_proyektor)

Ya, keyboard ini diproyeksikan dari benda yang menghasilkan sinar yang membentuk tampilan keyboard. Tampilan sinar ini dapat diketik dan menginputkan sesuatu kedalam komputer layaknya keyboard komputer biasa. Teknologi ini kini sudah dapat digunakan dengan ponsel pintar dan komputer.


Holographic Monitor

Holographyic monitor adalah sebuah monitor yang ditampilkan atas dasar hologram. Sistem tampilan dalam hologram ini sebenarnya sudah ada. Contohnya adalah Musion Eyeliner 3D Holographic Projection. Mari simak apa kata mamang David Thodey, "We've all seen this sort of thing in futuristic sci-fi movies, but the reality is that it can be done here and now, as we have just demonstrated," said David Thodey of Telstra's enterprise and government department. - "Kita semua telah melihat hal semacam ini di film-film bergenre futuristik fiksi ilmiah, tetapi kenyataannya adalah bahwa hal ini dapat dilakukan di sini dan sekarang, seperti yang baru saja kami tunjukkan." kata David Thodey perusahaan Telstra dan departemen pemerintah. Jadi, apa yang anda lihat pada film Avatar adalah sudah ada sekarang ini.


Holographyc Laserboard Compbox
Wah, namanya lumayan keren ya hehe. Mungkin ada yang bertanya, “teknologi apa tuh?” itu sebenarnya teknologi yang ada dalam pikiran penulis :D namanya juga obrolan kopi darat. Bebas-bebas aja donk, asal masih dalam koridor syar’i :)

Anyway, apa sebenernya yang saya maksud disini. Kita sudah tahu tentang Smart Phone. Kita sudah tahu tentang keyboard laser dan holographic monitor. Lantas mengapa tidak dibuat saja sebuah Holographyc Laserboard Compbox? Disingkat lolabox hehue. Maksudnya adalah sebuah PC berbentuk box kecil dengan keyboard laser dan monitor hologram terintegrasi. Dengan ini kita bisa berkomputer tanpa harus menyita tempat, tanpa harus membawa-bawa tas khusus, tanpa harus mencari bidang tertentu untuk tempat “landasan” keyboard, hemat energi, hemat biaya. Bayangkan, sebuah box kecil seukuran korek api gas, digunakan untuk ngompor (ngegunain kompotor - maksa.com).

Are you feeling me now? Yes am I’m. Yang dipojok sana interupsi, “Woy, ide lo emang jenius, tapi gimana kalo alat ntuh digunain siang bolong ditengah gurun ditengah terik matahari gak ada awan??? pasti gak akan keliatan tuh laser, apalagi hologram? Hayo jawab!

Waduh galak bener tuch orang ya :D coba ada yang bisa jawab, mungkin di pojok kiri atas? (kayak perangko aja ya di pojok kiri atas, hehue). Owh iya ternyata ada yang mau jawab, silakan ibu sok ditampi mic na (Silakan diambil mic-nya – Sunda. Translated by hg :p)

Jadi begini bapak-bapak” si ibu itu angkat bicara sebelum angkat kaki :D

Pada dasarnya sebuah teknologi seperti ini memang selalu ada kekurangan disamping kelebihan. Layaknya sebuah sistem buatan manusia, pasti ada cacatnya”, wah, si ibu ini aktivis ideologis sepertinya. Lanjut bu.


I have one thought..” waw, Ibu ini juga pinter english bradah. Mangstabe!!!

Kumaha lamun teknologi ieu teh dimodip jadi kacamata wae, pan ukuran nana sagede box hungkul. Lamun dibuat jadi kacamata, kuduna bisa ateuh.” *

Sebagian peserta manggut-manggut. Gak tau manggut ngerti, mikir, atau pengen manggut aja. Benar juga tuch. Kenapa tidak dibuat saja asesoris tambahan berbentuk kacamata. Karena lolabox ini berukuran sangat kecil, dapat dimungkinkan untuk dimodifikasi menjadi bentuk kacamata. Lalu kacamata ini, menampilkan sebuah monitor. Ditambah sebuah sensor gerak berbentuk sarung tangan yang bekerja sebagai keyboard dan mouse. Ngomong-ngomong sarung tangan sensorik kayak gini, teknologi ini sebenarnya sudah bisa anda lihat di situs ted.com dengan keyword TED sixth sense technology. Disitu kita bisa melihat video yang menjelaskan tentang proyektor mini dan juga sensor jari yang digunakan sebagai mouse. Silakan lihat artikel Berkenalan dengan teknologi "Indra ke Enam".

Ok, mungkin juga masa mendatang, hadir teknologi Ubuntu Lolabox Day Friendly, Sistem Operasi yang dapat menampilkan hologram dan laser dalam waktu siang hari. Ayo teman-teman pengembang linux, semangat bro!!! Maju terus pantang mundur sssaahhh.. Baiklah, mungkin itu sharing ide yang bisa penulis sampaikan pada kesempatan ini. Meminjam kata penutup dari almarhum KH Zainuddin MZ, “Kurang lebihnya mohon maaf, usikum binafshi bitakalloh. Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.”


Muhammad Nafis Abdullah

jalanroda[at]gmail.com


(*) Bagaimana jika teknologi ini dimodifikasi menjadi bentuk kacamata saja. Ukurannya kan sebesar box saja. Kalau dibuat jadi kacamata, seharusnya bisa – Bahasa Sunda.

0 comments:

Posting Komentar

Silakan isi box ini jika ingin berkomentar